Staff Pengajar di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Manado di Tondano
Welcome
Selamat datang.........
Terima kasih atas kunjungan anda pada blog saya.........
Blog ini dibuat dengan tujuan mempermudah proses belajar mengajar di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado.
Blog ini juga dibuat dengan tujuan melatih dan membiasakan mahasiswa Jur. Pend. Teknik Mesin FATEK UNIMA untuk menggunakan dan memperoleh informasi dari internet.
Semoga anda mendapatkan informasi yang diperlukan dalam blog ini.........
Akhir kata.........
Komentar dan saran anda akan membuat blog ini makin baik.
Blog ini dibuat dengan tujuan mempermudah proses belajar mengajar di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado.
Blog ini juga dibuat dengan tujuan melatih dan membiasakan mahasiswa Jur. Pend. Teknik Mesin FATEK UNIMA untuk menggunakan dan memperoleh informasi dari internet.
Semoga anda mendapatkan informasi yang diperlukan dalam blog ini.........
Akhir kata.........
Komentar dan saran anda akan membuat blog ini makin baik.
Cari Blog Ini
Kamis, 29 Maret 2012
Senin, 12 Maret 2012
Analisis Kebijakan
PENGERTIAN
ANALISIS KEBIJAKAN
William
N. Dunn (2000) mengemukakan bahwa analisis kebijakan adalah suatu disiplin
ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metode penelitian dan
argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan
kebijakan, sehingga dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka
memecahkan masalah-masalah kebijakan. Weimer and Vining, (1998:1): The
product of policy analysis is advice. mengatakan
bahwa analisis kebijakan publik lebih merupakan nasehat atau bahan pertimbangan
pembuat kebijakan publik yang berisi tentang masalah yang dihadapi, tugas yang
mesti dilakukan oleh organisasi publik berkaitan dengan masalah tersebut, dan
juga berbagai alternatif kebijakan yang mungkin bisa diambil dengan berbagai
penilaiannya berdasarkan tujuan kebijakan.
Dalam
analisis kebijakan publik terdapat informasi-informasi berkaitan dengan masalah-masalah
publik serta argumen-argumen tentang berbagai alternatif kebijakan, sebagai
bahan pertimbangan atau masukan kepada pihak pembuat kebijakan.
Analisis
kebijakan publik berdasarkan kajian kebijakannya dapat dibedakan antara
analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan sesudah adanya
kebijakan publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik
berpijak pada permasalahan publik semata sehingga hasilnya benar-benar sebuah
rekomendasi kebijakan publik yang baru. Keduanya baik analisis kebijakan
sebelum maupun sesudah adanya kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni
memberikan rekomendasi kebijakan kepada penentu kebijakan agar didapat
kebijakan yang lebih berkualitas. Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama
analisis kebijakan publik, yaitu:
- Analisis kebijakan prospektif
Analisis
Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi informasi sebelum
aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis kebijakan disini
merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk dipakai dalam
merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara
komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan
atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan.
- Analisis kebijakan retrospektif
Analisis
Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasi informasi
sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis berdasarkan kegiatan
yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni analis yang berorientasi pada
disiplin, analis yang berorientasi pada masalah dan analis yang berorientasi
pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis retrospektif ini terdapat
kelebihan dan kelemahan.
- Analisis kebijakan yang terintegrasi
Analisis
Kebijakan yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan
gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan
transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil. Analisis
kebijakan yang terintegrasi tidak hanya mengharuskan para analis untuk
mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan perspektif, tetapi juga
menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan dan mentransformasikan
informasi setiap saat.
Dalam
analisis kebijakan menurut Widodo (2007), biasanya secara teknis dibedakan
dalam tiga tahapan, yaitu: (1) policy formulation, (2) policy implementation,
dan (3) policy evaluation. Hal senada juga dikatakan Santoso dalam Winarno
(2007) bahwa kebijakan publik secara ringkas dapat dipandang sebagai proses
perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan.
Tahapan pertama, Perumusan
kebijakan adalah langkah yang paling awal dalam proses kebijakan publik
yang paling awal dalam proses kebijakan publik secara keseluruhan. Oleh karena
itu, apa yang terjadi dalam fase ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya
sebuah kebijakan yang dibuat itu di masa yang akan datang. Widodo (2007)
menjelaskan manakala proses perumusan tidak dilakukan secara tepat dan
komprehensif, hasil kebijakan yang dirumuskan tidak akan mencapai tataran yang
optimal, yaitu sulit diimplementasikan, bahkan bisa jadi tidak dapat diimplementasikan.
Dalam tataran konseptual
perumusan kebijakan publik tidak hanya berisi cetusan pikiran atau pendapat
para pimpinan yang mewakili anggota, tetapi juga berupa opini publik dan suara publik, seperti yang dijelaskan oleh Parson
dalam Yunus (2006). Hal ini disebabkan proses pembuatan kebijakan pada
esensinya tidak pernah bebas nilai sehingga berbagai kepentingan
akan selalu mempengaruhi terhadap proses pembuatan kebijakan.
Tahapan yang kedua, implementasi
kebijakan merupakan tahapan selanjutnya setelah tahap perumusan kebijakan.
Tahapan ini merupakan tahapan dalam proses kebijakan yang sangat penting,
karena bagaimanapun baiknya kebijakan yang sudah diputuskan, kalau tidak
dipersiapkan dan direncanakan secara baik dalam implementasinya, maka tujuan
kebijakan tidak akan bisa diwujudkan. Mazmanian dan Sabatier dalam Widodo
(2007) menjelaskan proses implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan
kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, dapat pula berbentuk
perintah atau keputusan-keputusan ekskutif yang penting atau keputusan badan
peradilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang ingin
diatasi, menyebutkan tujuan/sasaran yang ingin dicapai secara tegas, dan
berbagai cara untuk mengatur proses implementasinya.
Tahapan yang ketiga, yaitu evaluasi
kebijakan yang merupakan tahapan akhir dalam proses kebijakan. Sebuah
kebijakan publik tidak bisa lepas begitu saja, kebijakan harus diawasi dan
dinilai sejauhmana keefektifan kebijakan publik guna dipertanggung jawabkan
kepada konstituennya (publik/masyarakat). Evaluasi diperlukan untuk melihat
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yang selanjutnya adalah bagaimana
mengurangi atau menutup kesenjangan tersebut. Jadi, tujuan evaluasi adalah
untuk mencari kekurangan dan menutup kekurangan tersebut.
Jumat, 09 Maret 2012
Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Organisasi Kepemimpinan
TEORI
ORGANISASI MODERN
1.
Organisasi dan Teori Organisasi
Organisasi
adalah kelompok orang yang secara bersama sama ingin mencapai tujuan. Beberapa
definisi tentang Organisasi:
- Ernest Dale, Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
- Cyril Soffer, Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
- Kast & Rosenzweig, Organisasi adalah sub sistem teknik, sub sistem structural, sub sistem psikososial dan sub sistem manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
Organisasi adalah suatu kesatuan dari sekelompok
manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan
mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa
dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
Ciri-Ciri Organisasi:
- Lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
- Dikembangkan untuk mencapai tujuan
- Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
- Instrumen sosial yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.
Dari pembahasan
sebelumnya maka dapat dipahami bahwa definisi teori organisasi berfungsi
menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama organisasi dan memberikan tuntunan
dalam pengambilan keputusan berdasarkan prediksi akibat pengambilan keputusan
tersebut.
Menurut Lubis
dan Husaini (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan
yang membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah
teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Hakekat kelompok dalam
individu untuk mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan
menggunakan teori yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi,
individu dalam proses kerjasama.
Dibawah ini merupakan bagan tentang perkembangan
teori organisasi:
2.
Teori Organisasi Modern
Salah satu aliran besar dalam
teori organisasi adalah teori organisasi modern. Teori ini muncul
pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu teori klasik
dan neoklasik. Teori Organisasi modern ditandai dengan lahirnya gerakan
contingency yang dipelopori Herbert Simon,
yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip yang
dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang
dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing. Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of
organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem
terbuka. Buku tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem
terbuka untuk menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan
lingkungannya, dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah jika organisasi ingin tetap bertahan.
Teori Organisasi Modern sering
disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan
antara teori klasik dan neoklasik. Teori
modern dalam banyak hal mendasar berbeda dengan teori klasik.
- Teori organisasi klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi, sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
- Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.
Teori organisasi modern menekankan
pada perpaduan (synthesis) dan
perancangan (design), menyediakan
pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum
yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini
dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi
dan dalam hal-hal yang umum dikendalikan oleh struktur. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat
kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan
probabilistik. Sebagai suatu sistem, organisasi terdiri atas 3 unsur :
- unsur struktur yang bersifat makro
- unsur proses yang juga bersifat makro
- unsur prilaku anggota organisasi yang bersifat mikro.
Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu
sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi
adalah suatu sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungannya, bila ingin mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Organisasi sebagai sistem terbuka meletakkan
aspek lingkungan menjadi perhatian khusus. Organisasi sebagai suatu sistem
terbuka berarti bahwa organisasi merupakan bagian atau sub-sistem dari
lingkungannya, sehingga organisasi bisa dipengaruhi maupun mempengaruhi
lingkungannya. Keterbukaan dan ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya
menyebabkan bentuk organisasi harus disesuaikan dengan lingkungan dimana
organisasi itu berada.
Teori organisasi modern melihat
bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan
saling ketergantungan. Organisasi sebagai suatu system terbuka
yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan, didalamnya memerlukan
input, melakukan transformasi input menjadi output dan dikeluarkan pada
lingkungan diluar organisasi. Dalam pembentukan sistem terbuka dalam organisasi
dipengaruhi oleh interaksi antara subsistem dengan lingkungannya.
Subsistem-subsistem yang terdapat pada organisasi masing-masing mengerjakan
fungsinya yang khas. Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan
proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam
perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
- komunikasi ,
- berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
- pengambilan keputusan.
Teori modern adalah multidisiplin
dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Faktor-faktor yang
membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah
dasar konseptual analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di
atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini
merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari
organisasi sebagai suatu sistem. Interaksi
dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu
organisasi, maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan, merupakan
inti pembahasan teori organisasi modern.
Suatu organisasi merupakan suatu
proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan.
Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori
mengenai organisasi tetapi way of
thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan
menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui
keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk
suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Kamis, 08 Maret 2012
Koefisien
perpindahan kalor menyeluruh ( Overall Heat Transfer Coefficient ).
Pada uraian sebelumnya telah dibahas tentang konduksi kalor
pada keadaan tetap. Pada kenyataannya transfer kalor konduksi selalu diawali
dengan proses konveksi dan diakhiri dengan proses konveksi pula. Sangatlah
jarang proses konduksi terjadi tanpa diawali
dan diakhiri dengan proses konveksi. Perhatikan transfer kalor yang
terjadi pada suatu dinding datar seperti gambar dibawah ini.
Sisi kiri terdapat fluida panas dan sisi kanan terdapat
fluida dingin. Pada sisi kiri terjadi transfer kalor secara konveksi dari
fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri akibatnya permukaan dinding
sebelah kiri menjadi lebih tinggi temperaturnya dari permukaan dinding sebelah
kanan. Karena adanya perbedaan temperatur pada permukaan kanan dan kiri
terjadilah transfer panas secara konduksi dari permukaan kiri ke permukaan kanan.
Dengan adanya transfer panas dari permukaan kiri ke permukaan kanan menyebabkan
temperatur permukaan kanan menjadi lebih panas dari fluida yang ada si sebelah
kanan, sehingga terjadilah transfer kalor secara konveksi dari permukaan
dinding sebelah kanan ke fluida yang berada disampingnya.
Aliran
kalor yang terjadi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri adalah
Aliran
kalor dari permukaan dinding kiri ke permukaan dinding kanan adalah
Aliran
kalor dari permukaan dinding kanan ke fluida di sebelah kanan yang dingin
adalah
Jika ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :
Kita
ketahui bahwa qA = qB
= qC = q dan AA = AB = AC
= A.
Sehingga
Maka Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan dapat ditulis sbb :
Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan adalah hasil
gabungan dari proses konduksi dan konveksi boleh dinyatakan dengan koefisien
perpindahan kalor menyeluruh U, yang dirumuskan dalam hubungan
Jika disesuaikan dengan persamaan sebelumnya, koefisien
perpindahan kalor menyeluruh adalah
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk sebuah pipa
dapat pula ditemukan seperti cara diatas tadi. Perlu diperhatikan bahwa luas permukaan
yang menerima kalor pada pipa tidaklah sama untuk ke dua fluida, fluida yang
satu luas permukaannya didasarkan pada permukaan dalam pipa dan fluida yang
lain didasarkan pada permukaan luar pipa seperti pada gambar.
A = Transfer
kalor secara konveksi dari fluida dalam pipa ke permukaan bagian dalam pipa
B = Transfer
kalor secara konduksi dari permukaan bagian dalam ke permukaan bagian luar pipa
C = Transfer
kalor secara konveksi dari permukaan bagian luar pipa ke udara fluida yang
berada di sekitar pipa.
t0 = Temperatur
fluida dalam pipa
t1 = Temperatur
permukaan bagian dalam pipa
t2 = Temperatur
permukaan bagian luar pipa
t3 = Temperatur
fluida di luar pipa
L = Panjang
pipa
r0 = Jari
jari bagian dalam pipa
r1 = Jari
jari bagian luar pipa
Aliran
kalor yang terjadi dari fluida ke permukaan permukaan bagian dalam pipa adalah
Aliran
kalor dari permukaan bagian dalam ke permukaan bagian luar adalah
Jika
ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :
Karena qA
= qB = qC
= q
, maka :
Dimana A0 adalah luas permukaan penerima kalor bagian dalam pipa dan A1 adalah luas permukaan penerima kalor permukaan luar, sehingga koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk pipa dapat ditulis
Karena luas permukaan penerima kalor berbeda pada bagian dalam dan luar pipa maka koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat didasarkan pada permukaan luar ataupun permukaan dalam dari pipa.
Langganan:
Postingan (Atom)
Konduksi kalor pada keadaan Titak Tetap
KONDUKSI PANAS PADA KEADAAN TIDAK TETAP Jika laju aliran panas dan suhu pada setiap titik dari suat...
-
A. Konduksi pada sebuah dinding datar 1. Sebuah Dinding rumah, dibuat dari batu bata dengan k = 0,72 W/m 0 K. dinding mempunyai...
-
A. Konduksi pada dinding silinder Air panas mengalir melalui sebuah pipa yang mempunyai r 0 = 25 mm dan r 1 = 40 mm seperti terliha...
-
Konduksi pada dinding silinder Perhatikan gambar suatu silinder dengan panjang L dan radius bagian dalam r 0 , radius luar r 1 . Temperatur...