Koefisien
perpindahan kalor menyeluruh ( Overall Heat Transfer Coefficient ).
Pada uraian sebelumnya telah dibahas tentang konduksi kalor
pada keadaan tetap. Pada kenyataannya transfer kalor konduksi selalu diawali
dengan proses konveksi dan diakhiri dengan proses konveksi pula. Sangatlah
jarang proses konduksi terjadi tanpa diawali
dan diakhiri dengan proses konveksi. Perhatikan transfer kalor yang
terjadi pada suatu dinding datar seperti gambar dibawah ini.
Sisi kiri terdapat fluida panas dan sisi kanan terdapat
fluida dingin. Pada sisi kiri terjadi transfer kalor secara konveksi dari
fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri akibatnya permukaan dinding
sebelah kiri menjadi lebih tinggi temperaturnya dari permukaan dinding sebelah
kanan. Karena adanya perbedaan temperatur pada permukaan kanan dan kiri
terjadilah transfer panas secara konduksi dari permukaan kiri ke permukaan kanan.
Dengan adanya transfer panas dari permukaan kiri ke permukaan kanan menyebabkan
temperatur permukaan kanan menjadi lebih panas dari fluida yang ada si sebelah
kanan, sehingga terjadilah transfer kalor secara konveksi dari permukaan
dinding sebelah kanan ke fluida yang berada disampingnya.
Aliran
kalor yang terjadi dari fluida panas ke permukaan dinding sebelah kiri adalah
Aliran
kalor dari permukaan dinding kiri ke permukaan dinding kanan adalah
Aliran
kalor dari permukaan dinding kanan ke fluida di sebelah kanan yang dingin
adalah
Jika ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :
Kita
ketahui bahwa qA = qB
= qC = q dan AA = AB = AC
= A.
Sehingga
Maka Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan dapat ditulis sbb :
Aliran kalor dari fluida kiri ke fluida kanan adalah hasil
gabungan dari proses konduksi dan konveksi boleh dinyatakan dengan koefisien
perpindahan kalor menyeluruh U, yang dirumuskan dalam hubungan
Jika disesuaikan dengan persamaan sebelumnya, koefisien
perpindahan kalor menyeluruh adalah
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk sebuah pipa
dapat pula ditemukan seperti cara diatas tadi. Perlu diperhatikan bahwa luas permukaan
yang menerima kalor pada pipa tidaklah sama untuk ke dua fluida, fluida yang
satu luas permukaannya didasarkan pada permukaan dalam pipa dan fluida yang
lain didasarkan pada permukaan luar pipa seperti pada gambar.
A = Transfer
kalor secara konveksi dari fluida dalam pipa ke permukaan bagian dalam pipa
B = Transfer
kalor secara konduksi dari permukaan bagian dalam ke permukaan bagian luar pipa
C = Transfer
kalor secara konveksi dari permukaan bagian luar pipa ke udara fluida yang
berada di sekitar pipa.
t0 = Temperatur
fluida dalam pipa
t1 = Temperatur
permukaan bagian dalam pipa
t2 = Temperatur
permukaan bagian luar pipa
t3 = Temperatur
fluida di luar pipa
L = Panjang
pipa
r0 = Jari
jari bagian dalam pipa
r1 = Jari
jari bagian luar pipa
Aliran
kalor yang terjadi dari fluida ke permukaan permukaan bagian dalam pipa adalah
Aliran
kalor dari permukaan bagian dalam ke permukaan bagian luar adalah
Jika
ketiga persamaan diatas dijumlahkan pada arah temperatur maka akan menjadi :
Karena qA
= qB = qC
= q
, maka :
Dimana A0 adalah luas permukaan penerima kalor bagian dalam pipa dan A1 adalah luas permukaan penerima kalor permukaan luar, sehingga koefisien perpindahan kalor menyeluruh untuk pipa dapat ditulis
Karena luas permukaan penerima kalor berbeda pada bagian dalam dan luar pipa maka koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat didasarkan pada permukaan luar ataupun permukaan dalam dari pipa.
bang, tanya donk.
BalasHapusreferensinya dari buku apa?
mksh.